Jumat, 18 Januari 2013

Masa depan berawal dari masa kecil


TERNYATA MASA DEPAN SAYA BERAWAL DARI MASA KECIL
Aku adalah seorang mahasiswi di salah satu Universitas Negeri di kota Palembang, berasal dan keluarga yang sederhana dan bukan dari keluarga yang terpandang karena orangtua bukanlah orang yang kaya sehingga dikenal banyak orang di desa ku.
Ini adalah awal ceritaku masuk perguruan tinggi negeri, berbagi kisah semoga kisahku ini bermanfaat
Singkat cerita…..
Memoryku  teringat ketika  berusia sekitar 7 tahun, ketika itu aku  duduk di bangku kelas 3 SD. Aku  sangat senang ketika ibu guru mulai mengajar matapelajaran PPKN sampai-sampai ketika pulang sekolah  meniru gaya guru ku mengajar. Dengan menggunakan sebuah arang  yang kebetulan ada di sekitar rumah ku, eahh  laksana seorang  guru yang sedang mengajar  dikelas, hanya saja bukan sebuah kapur, dan juga bukan sebuah papan tulis hitam,,
Arang dan dinding rumah dijadikan papan tulis bak guru professional yang sedang mengajar. Rasa malu itupun muncul ketika secara sekejap mata ku menoleh kebelakang dan tampak ada sesosok wanita  yang sedang mengintip secara diam-diam dari kejauhan kemudian akupun malu dihadapannya “tidak apa2 nak lanjutkan saja, Ibu senang melihatnya”
akupun tersenyum kecil mendengarnya “dalam hatiku terima kasih ibu”.

Lanjut Cerita…
Ketika aku sudah menginjak remaja dan duduk di bangku SMA. Matapelajaran yang  ku sukai adalah Bahasa Inggris walaupun bahasa inggrisnya masih tersendat sendat, dan matapelajaran Kimia. Selain gurunya yang baik, mataepalajaran kimia dan bahasa inggris adalah favorit ku. Bukan sedikit sombong tapi memang kenyataan (hahhaa pede) aku dikelas bukan seoarng siswi yang bodoh-bodoh amat,dan malah  mendapat rangking 3, lumayan lah walaupun gak nomor 1. Setiap semester yang di lalui saya selalu mendapat rangking 3,, “hmmm kapan ya aku jadi seorang juara”. bukan karena ada kakak disekolah sehingga saya mendapatkan rangking, akan tetapi aku memang belajarnya serius.
Begitulah setiap semester yang dilalui di bangku SMA, Tak pernah mendapatkan nomor  1. Ketika itu  sedang duduk di kelas 3 SMA, Inilah masa-masa sulit yang harus di lalui.harus belajar ektra agar bisa lulus ujian dan mendapatkan nilai bagus serta masuk di Universitas Negeri yang bonafit. Semua teman-teman sibuk belajar mempersiapkan diri untuk ujian seperti halnya saya yang belajar siang malam untuk persiapan ujian.
Ditengah tengah siswa sedang sibuknya belajar, datanglah seorang wanita yang tidak lain adalah wali kelas kami yang membawa pengumuman. Setelah mendengarkan pengumuman tersebut ternyata isi pengumuman itu adalah lowongan kepada siswa-siswi yang berprestasi untuk bisa di terima di Universitas Negeri tanpa harus mengikuti ujian seleksi tetapi seleksi yang dilakukan  melalui prestasi ketika duduk di bangku SMA dari kelas 1 sampai kelas 3. Tanpa memikirkan hal lain sebagai persyaratannya  aku tertarik akan pengumumnan tersebut karena memang sangat ingin melanjutkan studi di Universitas itu dan aku yakin bisa masuk ke Universitas itu. Jam sekolah menunjukkan pukul 13.30 sebagai pertanda bel berbunyi dan seluruh siswa  pulang kerumah masing-masing. Dengan sangat antusias aku pulang membawa sebuah formulir dan ditunjukkan kepada kedua orang tua. Aku menjelaskan persyaratannya dan mengutarakan keinginanku . Begitu bangganya ternyata orangtua merespon positif keinginan ku. Sambil duduk di kursi, aku mengisi formulir secara serius kemudian dua orang perempuan menghampiri ku yang sedang menulis ternyata mereka kakakku dan teman mengajarnya

sedang apa tin” Tanya teman kakakku
“mengisi formulir untuk seleksi masuk univ neg” jawab ku
“oooh, walaupun gak bakal masuk jadi finalis gak apa-apa” jawab teman kakak ku
Mendengar kata-kata itu, hati ku rasanya benar benar di remehkan oleh dia, dan seakan aku tidak bisa masuk ke Universitas Negeri itu. Dari perkataannya bukannya membuat ku pesimis untuk bisa lulus seleksi  akan tetapi malah membuat semakin yakin dan suatu saat saya biasa lulus dan akan ku tunjukkan pada dia.
Tak pernah lepas aku selalu memanjatkan doa agar aku bisa lulus seleksi. Setiap habis sholat selalu berdoa “jika memang  di takdirkan untuk belajar di Universitas tersebut maka kabulkanlah Ya Allah, jika bukan terbaik maka berikanlah jalan yang lebih baik. Hingga suatu malam aku bermimpi, aku sedang berjalan dengan seorang perempuan, perempuan tersebut adalah kakak kelas dulu dan sekarang sedang kuliah. Perempuan tersebut siap-siap untuk pergi. Di tengah perjalanan perempuan itu naik bis  dan ketika dia sudah di dalam bis ternyata sandal yang dia pakai tertinggal dan kemudian aku yang memakainya.
Terbangun dari tidurku dan menyadari ternyata aku bermimpi. Mimpi itu ku ceritakan pada ibu ku, dan ibu  berkata “selamat ya kamu lulus seleksi dan masuk di Universitas yang bonafit itu”. Aku terkejut apakah hanya mimpi atau kah bisa menjadi kenyataan. Dalam hati ku berkata (aamiin aamiin ya rabb)
Empat hari berlalu, aku sedang santai nonton Tv (acara pavorit) tiba-tiba  terdengar suara handphone berbunyi (dring…dring…) Cepat-cepat ku raih handphone dan ku buka pesannya. Pesan yang mendetail di handphone memang sudah sedikit lupa tapi yang pasti intinya aku di suruh datang kesekolah. “aduh ini pertanda apa ya?, kenapa aku disuruh datang kesekolah?” berbagai cabang pertanyaan di benakku.
Sesampai di sekolah aku bertemu dengan temanku yang berasal dari kelas lain yang juga mengikuti seleksi itu.
kamu ngapain kesekolah ega? Tanya ku
aku mendapatkan pesan dari ibu guru disuruh datang kesekolah, kamu? jawab ega
nah, kita sama, aku juga dapat pesan. jawabku
Timbul  berbagai pertanyaan di benakku, “apakah aku lulus seleksi? ah masak ia? masih banyak yang lebih pintar dari ku”. terus saja timbul di benakku sampai akhirnya ibu guru memberi kabar “selamat ya kalian berdua lulus uji seleksi masuk perguruan tinggi negri”
“Alhamdulillah aku lulus”. Perasaan bahagia bercampur haru menyatu di dalam dada seakan tak percaya, ini kenyatan ataukah mimpi. Bagaimana tidak dari delapan orang yang mengikuti uji seleksi ternyata hanya dua orang yang lulus dan salah satunya adalah aku,, “syukur Alhamdulillah ya rabb”.  Suatu kebanggaan bagi ku bisa lulus seleksi dan kalau dipikir-pikir ternyata tak mudah untuk bisa lulus di Universitas Negeri. Beribu-ribu orang berlomba-lomba agar bisa lulus  dengan berbagai cara yang dilakukan mulai dari les tambahan, try out dan lainnya. Sedangkan aku lulus tanpa harus mengikuti tes SNMPTN. Terima kasih Ya Allah, tak akan aku sia-siakan ini semua dan akan ku manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Dan aku merasa orang yang paling beruntung saat itu.
Kemudian aku pulang kerumah dengan membawa kabar dan ku beritahu kepada kedua orangtua, tak kusangka orangtua sangat gembira mendengar kabar itu. Dan yang membuat aku exited  dan speechless adalah ternyata aku lulus pada pilihan pertama pada jurusan FKIP PPKN, Pelajaran yang aku sukai ketika SD. Dan tak pernah terbersit, aku akan menjadi seorang guru PPKN. Memori ku kembali teringat ketika aku duduk di bangku kelas 3 SD, yang sedang berpura-pura menjadi guru PPKN dengan arang sebagai kapur dan dinding sebagai papan tulisnya laksana benar-benar seorang guru. Ternyata ibu ku juga masih ingat kejadian itu. Mengingat kejadian itu saya hanya tersenyum kecil dan dalam hati berkata “TERNYATA MASA DEPAN SAYA BERAWAL DARI MASA KECIL”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingatkah Kau??

Ingatkah kau saat kau berdoa kepada Tuhan mu untuk di luluskan menjadi ASN. Ingatkah kau saat kau belajar siang malam supaya mampu menjawab...