Saya adalah seorang mahasiswi di salah satu Universitas Negeri di kota Palembang, berasal dan keluarga yang sederhana dan bukan dari keluarga yang terpandang karena orangtua bukanlah orang yang kaya sehingga dikenal banyak orang di desa saya,
Singkat cerita…..
Saya ingat ketika saya berusia sekitar 7 tahun, ketika itu saya duduk di bangku kelas 3 SD. Saya sangat senang ketika ibu guru mulai mengajar matapelajaran PPKN sampai-sampai ketika pulang sekolah sayapun meniru gaya guru saya mengajar.dengan menggunakan sebuah arang yang kebetulan ada di sekitar rumah saya, Saya pun laksana seorang guru yang sedang mengajar dikelas, hanya saja bukan sebuah kapur, dan juga bukan sebuah papan tulis hitam,,
Arang dan dinding rumah dijadikan papan tulis bak guru professional yang sedang mengajar. Rasa malu itupun muncul ketika secara sekejap mata ku menoleh kebelakang dan tampak ada sesosok wanita yang sedang mengintip secara diam-diam dari kejauhan kemudian akupun malu dihadapannya “tidak apa2 nak lanjutkan saja, Ibu senang melihatnya”
akupun tersenyum kecil mendengarnya “dalam hatiku terima kasih ibu”.
Lanjut Cerita…
Ketika saya sudah menginjak remaja dan duduk di bangku SMA. Matapelajaran yang saya sukai adalah Bahasa Inggris walaupun bahasa inggrisnya masih tersendat sendat, dan matapelajaran Kimia. Selain gurunya yang baik, mataepalajaran kimia dan bahasa inggris adalah favorit saya. Saya dikelas bukan seoarng siswi yang bodoh-bodoh amat,dan malah saya mendapat rangking 3, lumayan lah walaupun gak nomor 1. Setiap semester yang di lalui saya selalu mendapat rangking 3,, “hmmm kapan ya saya jadi seorang juara”. bukan karena ada kakak disekolah sehingga saya mendapatkan rangking, akan tetapi saya memang belajarnya serius.
Begitulah setiap semester yang saya lalui di bangku SMA, Tak pernah mendapatkan nomor 1. Ketika itu saya sedang duduk di kelas 3 SMA, Inilah masa-masa sulit yang harus di lalui.harus belajar ektra agar bisa lulus ujian dan mendapatkan nilai bagus serta masuk di Universitas Negeri yang bonafit. Semua teman-teman sibuk belajar mempersiapkan diri untuk ujian seperti halnya saya yang belajar siang malam untuk persiapan ujian.
Ditengah tengah siswa sedang sibuknya belajar, datanglah seorang wanita yang tidak lain adalah wali kelas kami yang membawa pengumuman. Setelah saya dan teman-teman mendengarkan pengumuman tersebut ternyata isi pengumuman itu adalah lowongan kepada siswa-siswi yang berprestasi untuk bisa di terima di Universitas Negeri tanpa harus mengikuti ujian seleksi tetapi seleksi yang dilakukan melalui prestasi ketika duduk di bangku SMA dari kelas 1 samapai kelas3. Saya pun tertarik akan pengumumnan terseut karena memang saya sangat ingin melanjutkan studi di Universitas itu dan saya yakin bisa masuk ke Universitas itu. Saya pulang kerumah dengan membawa sebuah formulir dan ditunjukkan kepada kedua orang tua. Ternyata orangtua merespon postif keinginan saya. Sambil duduk di kursi, saya mengisi formulir secara serius kemudian dua orang perempuan menghampiri saya yang sedang menulis. ternyata meraka kakak saya dan teman mengajarnya
“sedang apa tin” Tanya teman kakak saya
“mengisi formulir untuk seleksi masuk univ neg” jawab saya
“oooh, walupun gak bakal masuk jadi finalis gak apa-apa” jawab teman kakak saya
Mendengar kata-kata itu, hati ku rasanya benar benar di remehkan oleh dia, dan seakan saya tidak bisa masuk ke Universitas Negeri itu. Dari perkataannya bukannya membuat saya pesimis untuk bisa lulus seleksi akan tetapi malah membuat semaikn yakin dan suatu saat saya biasa lulus dan akan ku tunjukkan pada dia.
Tak pernah lepas saya selalu memanjatkan doa agar saya bisa lulus. Setiap habis sholat saya selalu berdoa “jika memang saya di takdirkan untuk belajar di Universitas tersebut maka kabulkanlah Ya Allah, jika bukan terbaik maka berikanlah jalan yang lebih baik. Hingga suatu malam saya bermimpi, saya sedang berjalan dengan seorang perempuan, perempuan tersebut adalah kakak kelas dulu dan sekarang sedang kuliah. Perempuan tersebut siap-siap untuk pergi. Di tengah perjalanan perempuan itu naik bis dan ketika dia sudah di dalam bis ternyata sandal yang dia pakai tertinggal dan kemudian saya yang memakainya.
Mimpi itu saya ceritakan pada ibu saya, dan ibu saya berkata “selamat ya kamu lulus seleksi dan masuk di Universitas yang bonafit itu”. Saya terkejut apakah hanya mimpi atau kah bisa menjadi kenyataan. Empat hari kemudian, uji seleksi di umumkan, “alhamdulillah saya lulus”. Perasaan bahagia bercampur haru menyatu di dalam dada seakan tak percaya, ini kenyatan ataukah mimpi. Dari delapan orang yang mengikuti uji seleksi ternyata hanya dua orang yang lulus dan salah satunya adalah saya,, “syukur Alhamdulillah ya rabb”
Dan yang membuat saya exited adalah saya lulus pada pilihan pertama pada jurusan FKIP PPKN, Pelajaran yang saya sukai ketika SD. Dan tak pernah terbersit, saya akan menjadi seorang guru PPKN. Memori ku kembali teringat ketika saya duduk di bangku kelas 3 SD, yang sedang berpura-pura menjadi guru PPKN dengan arang sebagai kapur dan dinding sebagai papan tulisnya laksana benar-benar seorang guru. Ternyata ibu saya juga masih ingat kejadian itu. Mengingat kejadian itu saya hanya tersenyum kecil dan dalam hati berkata “TERNYATA MASA DEPAN SAYA BERAWAL DARI MASA KECIL”.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ingatkah Kau??
Ingatkah kau saat kau berdoa kepada Tuhan mu untuk di luluskan menjadi ASN. Ingatkah kau saat kau belajar siang malam supaya mampu menjawab...
-
hmmm,,,entah sudah berapa kali atau mungkin tak terhitung lagi. Setiap kali pergi bersama, kemana pun, dimanapun berjumpa dan denga...
-
KISAH NYATA SEDEKAH 5 RIBU MENJADI 95 RIBU RUPIAH Kisah ini merupakan kisah nyata yang di alami Ibu saya, Sebuah kisah yang menyen...
-
19 maret 2013 pukul 23:25 WIB Malam ini rintik hujan menemani ku dalam kelarutan pekatnya malam. Temani ku di tengah heningnya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar